JAKARTA - Seiring dengan menguatnya persaingan
ekonomi global, rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, serta
fondasi sains dan matematika yang kuat bagi tenaga kerja di masa depan
sangat penting. Sebab, hanya dengan bekal tersebut, para calon tenaga
kerja masa depan itu mampu bersaing secara global.
Faktanya,
selama periode 2006-2016, jumlah pekerjaan di bidang sains dan teknik
akan bertumbuh lebih dari dua kali lipat dibanding laju pertumbuhan
jumlah pekerjaan secara keseluruhan. Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan Musliar Kasim menyebut,
perwakilan lima siswa Indonesia berprestasi ke Arizona, Amerika Serikat
untuk berkompetisi di ajang Intel International Science and Engineering
Fair (ISEF) 2013 menjadi kesempatan untuk memajukan pendidikan di
Indonesia.
"Kami turut mengapresiasi dan sangat gembira atas
kesempatan yang diberikan sehingga anak-anak bangsa dapat memajukan
pendidikan di Indonesia, dalam rangka mengembangkan pendidikan khususnya
kelima delegasi Indonesia untuk berkompetisi ke Intel ISEF," ujar
Musliar dalam Konferensi Media Intel Education Day 2013 di Gedung A
lantai 3, Ruang Auditorium Kemendikbud, Senayan, Jakarta Selatan,
kemarin (7/5/2013).
Dia menambahkan, selain pihak swasta, setiap
tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga
mengadakan olimpiade, seperti fisika, matematika, dan lainnya di kancah
internasional. "Ini semakin meyakinkan bersama bahwa kita harus bersaing
di negara-negara lain," jelasnya.
Bahkan, dia berharap, kurikulum 2013 dapat diimplementasikan dengan sciencetific. "Insya Allah tahun ini kurikulum 2013 dijalankan dengan sciencetific.
Mudah-mudahan dengan cara ini anak-anak didik kita dari SD, SMP, dan
SMA dikembangkan lagi. Sejalan dengan upaya itu kami menyediakan
anggaran anak-anak yang mempunyai akademik, seperti beasiswa dari SD
hingga Perguruan Tinggi (PT)," imbuh Musliar.